Thursday, 5 October 2017
PT PELITA JAYA
Jl. Sutarno No. 107 Jakarta Selatan
Telp. 021 7870233 Fax. 737612
Jakarta,
25th September 2016
Ms.
Melani
Accounts
Payable
The
Harapan Store
Jl.
Sudarmo No. 28
Jakarta
It
has come to my attention that your company, The Cooking Store has been late
with paying their invoices for the past three months.
In
order to encourage our customers to pay for their invoices before the due date,
we have implemented a discount model where we'll give you 3% off your invoice
if you pay us within 15 days of receiving the invoice.
I
hope that everything is going well for you and your company. You are one of our
biggest customers, and we appreciate your business. If you have any questions,
feel free to contact me at (021) 7870233.
Sincerely,
Signature
Sukoco
Saturday, 29 April 2017
PERAN PERDAGANGAN LUAR NEGERI DI INDONESIA
Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa antarperorangan (individu dengan individu), antara individu dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. Di banyak negara, perdagangan internasional menjadi salah satu faktor utama untuk meningkatkan GDP. Meskipun perdagangan internasional telah terjadi selama ribuan tahun (lihat Jalur Sutra, Amber Road), dampaknya terhadap kepentingan ekonomi, sosial, dan politik baru dirasakan beberapa abad belakangan. Perdagangan internasional pun turut mendorong Industrialisasi, kemajuan transportasi, globalisasi, dan kehadiran perusahaan multinasional.
Faktor Pendorong
Banyak faktor yang mendorong suatu negara melakukan perdagangan internasional, di antaranya sebagai berikut :
- Faktor Alam/ Potensi Alam
- Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam negeri
- Keinginan memperoleh keuntungan dan meningkatkan pendapatan negara
- Adanya perbedaan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mengolah sumber daya ekonomi
- Adanya kelebihan produk dalam negeri sehingga perlu pasar baru untuk menjual produk tersebut.
- Adanya perbedaan keadaan seperti sumber daya alam, iklim, tenaga kerja, budaya, dan jumlah penduduk yang menyebabkan adanya perbedaan hasil produksi dan adanya keterbatasan produksi.
- Adanya kesamaan selera terhadap suatu barang.
- Keinginan membuka kerja sama, hubungan politik dan dukungan dari negara lain.
- Terjadinya era globalisasi sehingga tidak satu negara pun di dunia dapat hidup sendiri.
Menurut Sadono Sukirno, manfaat perdagangan internasional adalah sebagai berikut.
- Menjalin Persahabatan Antar Negara
- Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiri
Banyak faktor-faktor yang memengaruhi perbedaan hasil produksi di setiap negara. Faktor-faktor tersebut di antaranya : Kondisi geografi, iklim, tingkat penguasaan iptek dan lain-lain. Dengan adanya perdagangan internasional, setiap negara mampu memenuhi kebutuhan yang tidak diproduksi sendiri. - Memperoleh keuntungan dari spesialisasi
Sebab utama kegiatan perdagangan luar negeri adalah untuk memperoleh keuntungan yang diwujudkan oleh spesialisasi. Walaupun suatu negara dapat memproduksi suatu barang yang sama jenisnya dengan yang diproduksi oleh negara lain, tapi adakalanya lebih baik apabila negara tersebut mengimpor barang tersebut dari luar negeri. - Memperluas pasar dan menambah keuntungan
Terkadang, para pengusaha tidak menjalankan mesin-mesinnya (alat produksinya) dengan maksimal karena mereka khawatir akan terjadi kelebihan produksi, yang mengakibatkan turunnya harga produk mereka. Dengan adanya perdagangan internasional, pengusaha dapat menjalankan mesin-mesinnya secara maksimal, dan menjual kelebihan produk tersebut keluar negeri. - Transfer teknologi modern
Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik produksi yang lebih efesien dan cara-cara manajemen yang lebih modern.
Macam - macam jenis perdagangan internasional
1. Bilateral
Perdagangan Bilateral adalah perdagangan yang terjadi antara 2 negara
contoh: Indonesia dan Jepang
2. Multiteral
Perdagangan Multiteral adalah perdagangan yang terjadi antara beberapa negara
contoh: APEC ( Asia Pasific Economic Cooperation)
3. Regional
Perdagangan Regional adalah perdagangan yang terjadi antara wilayah
contoh: AFTA (Asean Free Trade Area)
4.Antar Regional
Perdagangan Antar Regional adalah perdagangan yang terjadi antar 2 wilayah atau lebih
contoh: AFTA dan NAFTA
5. Internasional
Perdagangan Internasional adalah Perdagangan yang terjadi antar negara
contoh: WTO (World Trade Organization)
Ekspor
Ekspor adalah kegiatan perdagangan yang
berupa penjualan barang dari dalam ke luar negeri. Sistem pembayaran,
kualitas dan kuantitas barang, serta syarat-syarat penjualan lainnya
telah disetujui oleh kedua pihak, eksportir dan importir.
Contoh: Indonesia menjual hasil bumi, seperti kopi, lada, cengkeh ke Negara lain.
Impor
Impor adalah kegiatan perdagangan yang
berupa pembelian barang atau jasa dari suatu negara ke dalam negeri.
Kegiatan ini dilakukan oleh orang atau lembaga yang disebut dengan
importir. Kegiatan impor dapat menimbulkan dampak negative bagi
perekonomian suatu Negara. oleh karena itu, Negara melakukan pembatasan
impor demi melindungi produsen-produsen dalam negeri.
Contoh: Indonesia mendatangkan pesawat, kereta, dan kapal laut dari luar negeri untuk keperluan transportasi di dalam negeri.
Dampak positif
Perdagangan internasional bagi perekonomian Indonesia yaitu :
Dampak negatif
Perdagangan internasional bagi perekonomian Indonesia yaitu :
Referensi :
https://id.wikipedia.org/wiki/Perdagangan_internasional
https://henrywijaya19.wordpress.com/2016/06/17/peran-perdagangan-internasional-dalam-perekonomian-indonesia/
http://zulikrom21.blogspot.co.id/2014/11/macam-macam-jenis-perdagangan.html
Dampak positif
Perdagangan internasional bagi perekonomian Indonesia yaitu :
- Kebutuhan akan barang dan jasa yang tidak dapat diproduksi di dalam negeri menjadi terpenuhi.
- Perdagangan internasinal mendorong setiap negara ke arah spesialisasi dalam memproduksi barang berdasarkan keunggulan komparatif yang dimilikinya.
- Mendorong keinginan untuk meningkatkan produksi
- Perdagangan internasional bisa mendorong laju pertumbuhan ekonomi.
- Perdagangan luar negeri membuka wilayah pasar baru yang lebih luas bagi produk-produk dalam negeri
- Pengaruh yang sangat penting dari perdagangan luar negeri terhadap sektor produksi adalah berupa peningkatan produktifitas dan efisiensi pada umumnya
- Pendapatan atau devisa negara meningkat
- Terbukanya kesepatan kerja.
Dampak negatif
Perdagangan internasional bagi perekonomian Indonesia yaitu :
- Terjadinya perubahan pola dan kebiasaan konsumsi yang tidak sesuai dengan tahap perkembangan ekonomi akibat dibukanya hubungan dengan luar negeri.
- Ada kecenderungan bagi masyarakat untuk melakukan tindakan konsumsi secara “berlebihan”
- Mundurnya industri dan produksi dalam negeri kalau masyarakat lebih menyukai produk-produk luar negeri.
- Munculnya ketergantungan kepada negara negara maju sebagai pemilik faktor-faktor produksi.
Referensi :
https://id.wikipedia.org/wiki/Perdagangan_internasional
https://henrywijaya19.wordpress.com/2016/06/17/peran-perdagangan-internasional-dalam-perekonomian-indonesia/
http://zulikrom21.blogspot.co.id/2014/11/macam-macam-jenis-perdagangan.html
Saturday, 8 April 2017
PEMBANGUNAN DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA
Pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomi ( Economic Growth )
adalah perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat
bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang
sebagai masalah makro ekonomi dalam jangka panjang. Perkembangan kemampuan
memproduksi barang dan jasa sebagai akibat pertambahan faktor-faktor produksi
pada umumnya tidak selalu diikuti
oleh pertambahan produksi barang dan jasa yang sama
besarnya. Pertambahan potensi memproduksi seringkali lebih besar dari
pertambahan produksi yang sebenarnya. Dengan
demikian perkembangan ekonomi
adalah lebih lambat dari potensinya.
(Sadono Sukirno, 1994;10)
Pertumbuhan
ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu
perekonomian yang diwujudkan dalam
bentuk kenaikan pendapatan nasional. Perekonomian
dikatakan mengalami pertumbuhan apabila jumlah balas jasa riil terhadap penggunaan
faktor-faktor produksi pada
tahun tertentu lebih besar daripada tahun sebelumnya.
Berkelanjutan pertumbuhan ekonomi harus mengarah standar hidup yang
lebih tinggi nyata dan kerja meningkat.
Menurut
Sadono Sukirno (1996: 33),
pertumbuhan dan pembangunan ekonomi memiliki definisi yang berbeda, yaitu
pertumbuhan ekonomi ialah proses kenaikan output perkapita yang terus menerus
dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan salah satu
indikator keberhasilan pembangunan. Dengan demikian makin tingginya pertumbuhan
ekonomi biasanya makin tinggi pula kesejahteraan masyarakat, meskipun terdapat
indikator yang lain ,yaitu distribusi pendapatan.
Simon Kuznet
mendefenisikan pertumbuhan ekonomi suatu negara sebagai “kemampuan negara itu untuk menyediakan barang-barang ekonomi yang
terus meningkat
bagi penduduknya, pertumbuhan kemampuan ini berdasarkan pada kemajuan teknologi
dan kelembagaan serta penyesuaian ideologi yang dibutuhkannya”.
Pembangunan Ekonomi
Istilah
pembangunan ekonomi sering dicampur baurkan dengan pertumbuhan ekonomi, dan
pemakaiannnya selalu berganti-ganti, sehingga kelihatan pengertian antara
keduanya dianggap sama. Akan tetapi beberapa ahli ekonomi, seperti Schumpeter (1911) dan Ursula Hicks (1957)
telah menarik perbedaan yang lazim antara istilah pembangunan ekonomi dan
pertumbuhan ekonomi (hingan, 1993). Menurut kedua pakar tersebut pembangunan
ekonomi mengacu kepada masalah-masalah Negara terbelakang, sedangkan
pertumbuhan ekonomi mengacu kepada masalah-masalah Negara maju. Demikian juga
menurut Maddison (1970), ia mengatakan bahwa di Negara-negara maju kenaikan
dalam tingkat pendapatan biasanya disebut pertumbuhan ekonomi. Sedangkan, di
Negara miskin ia disebut pembangunan ekonomi.
Namun ada juga pakar ekonomi lainnya yang beranggapan bahwa antara pertumbuhan ekonomi dengan pembangunan ekonomi merupakan sinonim, misalnya pendapat dari Arthur Lewis (1954), serta Mesir dan Baldwin (1973).
Selama hampir setengah abad, perhatian utama masyarakat perekonomian dunia tertuju pada cara-cara untuk mempercepat tingkat perkembangan pendapatan nasional. Para ekonom dan politisi dari semua daerah, baik daerah-daerah maju maupun terbelakang, yang menganut sistem kapitalis, sosialis maupun campuran, semuanya sangat mendambakan dan menomorsatukan perkembangan ekonomi (economic growth). Pada setiap akhir tahun, masing-masing daerah selalu mengumpulkan data-data statistiknya yang berkenaan dengan tingkat perkembangan GNP relatifnya, dan dengan penuh harap mereka menantikan munculnya angka-angka pertumbuhan yang membesarkan hati.
“Pengejaran pertumbuhan” merupakan tema sentral dalam kehidupan ekonomi semua daerah di Indonesia dewasa ini. Seperti kita telah ketahui, berhasil-tidaknya program-program pembangunan di daerah-daerah sering dinilai berdasarkan tinggi-rendahnya tingkat perkembangan output dan pendapatan nasional. Mengingat konsep perkembangan ekonomi sebagai tolok ukur penilaian perkembangan ekonomi nasional sudah terlanjur diyakini serta diterapkan secara luas, maka kita tidak boleh ketinggalan dan mau tidak mau juga harus berusaha mempelajari hakekat dan sumber-sumber perkembangan ekonomi tersebut.
Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi memiliki definisi yang berbeda, yaitu pertumbuhan ekonomi ialah proses kenaikan output per kapita yang terus menerus dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan. Dengan demikian makin tingginya pertumbuhan ekonomi biasanya makin tinggi pula kesejahteraan masyarakat, meskipun terdapat indikator yang lain yaitu distribusi pendapatan. Sedangkan pembangunan ekonomi ialah usaha meningkatkan pendapatan per kapita dengan jalan mengolah kekuatan ekonomi potensial menjadi ekonomi riil melalui penanaman modal, penggunaan teknologi, penambahan pengetahuan, peningkatan ketrampilan, penambahan kemampuan berorganisasi dan manajemen.
Namun ada juga pakar ekonomi lainnya yang beranggapan bahwa antara pertumbuhan ekonomi dengan pembangunan ekonomi merupakan sinonim, misalnya pendapat dari Arthur Lewis (1954), serta Mesir dan Baldwin (1973).
Selama hampir setengah abad, perhatian utama masyarakat perekonomian dunia tertuju pada cara-cara untuk mempercepat tingkat perkembangan pendapatan nasional. Para ekonom dan politisi dari semua daerah, baik daerah-daerah maju maupun terbelakang, yang menganut sistem kapitalis, sosialis maupun campuran, semuanya sangat mendambakan dan menomorsatukan perkembangan ekonomi (economic growth). Pada setiap akhir tahun, masing-masing daerah selalu mengumpulkan data-data statistiknya yang berkenaan dengan tingkat perkembangan GNP relatifnya, dan dengan penuh harap mereka menantikan munculnya angka-angka pertumbuhan yang membesarkan hati.
“Pengejaran pertumbuhan” merupakan tema sentral dalam kehidupan ekonomi semua daerah di Indonesia dewasa ini. Seperti kita telah ketahui, berhasil-tidaknya program-program pembangunan di daerah-daerah sering dinilai berdasarkan tinggi-rendahnya tingkat perkembangan output dan pendapatan nasional. Mengingat konsep perkembangan ekonomi sebagai tolok ukur penilaian perkembangan ekonomi nasional sudah terlanjur diyakini serta diterapkan secara luas, maka kita tidak boleh ketinggalan dan mau tidak mau juga harus berusaha mempelajari hakekat dan sumber-sumber perkembangan ekonomi tersebut.
Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi memiliki definisi yang berbeda, yaitu pertumbuhan ekonomi ialah proses kenaikan output per kapita yang terus menerus dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan. Dengan demikian makin tingginya pertumbuhan ekonomi biasanya makin tinggi pula kesejahteraan masyarakat, meskipun terdapat indikator yang lain yaitu distribusi pendapatan. Sedangkan pembangunan ekonomi ialah usaha meningkatkan pendapatan per kapita dengan jalan mengolah kekuatan ekonomi potensial menjadi ekonomi riil melalui penanaman modal, penggunaan teknologi, penambahan pengetahuan, peningkatan ketrampilan, penambahan kemampuan berorganisasi dan manajemen.
Pembangunan
dan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia
Pembangunan dan Pertumbuhan ekonomi
yang dilaksanakan bangsa Indonesia meliputi seluruh aspek perekonomian
masyarakat, baik kehidupan masyarakat pedesaan maupun masyarakat perkotaan,
dengan tujuan utama mempebaiki dan meningkatkan taraf hidup seluruh rakyat
Indonesia. Pembangunan dan Pertumbuhan ekonomi tersebut dilaksanakan dengan
menitikberatkan pada upaya pertumbuhan sektor ekonomi dengan memanfaatkan
segala potensi yang dimiliki, baik potensi sumber daya alam maupun sumber daya
manusianya.
Agar pelaksanaan pembangunan dan
pertumbuhan ekonomi dapat menyentuh seluruh aspek perekonomian masyarakat dan
pemerataan hasil-hasilnya, maka pemerintah mengeluarkan beberapa arah
kebijaksanaan pembangunan di bidang ekonomi.
Arah Kebijaksanaan Pembangunan
Ekonomi Indonesia
Pembangunan dan Pertumbuhan yang
terpusat dan tidak merata yang dilaksanakan selama ini ternyata hanya
mengutamakan pertumbuhan ekonomi serta tidak diimbangi kehidupan sosial,
politik yang demokratis, yang telah menyebabkan krisis moneter dan ekonomi,
yang nyaris berlanjut dengan krisis moral yang memprihatinkan. Hal tersebut
kemudian menjadi penyebab timbulnya krisis nasional (tahun 90-an), yang
membahayakan persatuan dan kesatuan serta mengancam kelangsungan hidup bangsa
dan negara. Oleh karena itu, reformasi di segala bidang harus dilakukan untuk
bangkit kembali dan memperteguh kepercayaan diri dan kemampuan untuk melakukan
langkah-langkah penyelelamatan, pemulihan, pemantapan, dan pengembangan
pembangunan ekonomi dengan paradigma baru Indonesia yang berwawasan kerakyatan.
Aktualisasi dari pembaharuan tersebut dengan dikeluarkannya kebijaksanaan pembangunan ekonomi yang tertuang dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara tahun 1999-2004 (Tap MPR No. IV/MPR/1999).
Aktualisasi dari pembaharuan tersebut dengan dikeluarkannya kebijaksanaan pembangunan ekonomi yang tertuang dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara tahun 1999-2004 (Tap MPR No. IV/MPR/1999).
Dalam Garis-Garis Besar Haluan
Negara 1999-2004 ditetapkan arah kebijaksanaan pembangunan dan pertumbuhan di
bidang ekonomi, diantaranya:
- Mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada mekanisme pasar.
- Mengembangkan persaingan yang sehat dan adil.
- Mengoptimalkan peranan pemerintah untuk melakukan regulasi, layanan publik, subsidi dan insentif, yang dilakukan secara transparan.
- Mengembangkan kehidupan yang layak, terutama bagi fakir miskin dan anak-anak terlantar.
- Mengembangkan perekonomian yang berorientasi global sesuai dengan kemajuan teknologi dengan memanfaatkan secara maksimal sektor-sektor unggulan setiap daerah.
- Mengelola kebijakan makro dan mikro ekonomi secara terkoordinasi dan sinergis.
- Mengembangkan kebijakan fiskal.
- Mengembangkan pasar modal yang sehat , transparansi dan efisien.
- Mengoptimalkan penggunaan pinjaman luar negeri untuk kegiatan ekonomi produktif.
- Mengembangkan kebijakan industri, perdagangan, dan investasi.
- Memberdayakan pengusaha kecil, menengah, dan koperasi agar lebih efisien dan produktif.
- Menata Badan Usaha Milik Negara secara efisien, transparan, dan profesional.
- Mengembangkan hubungan kemitraan dalam bentuk keterkaitan usaha yang saling menunjang dan menguntungkan antara koperasi dan Badan Usaha Milik Negara.
- Mengembangkan sistem ketahanan pangan yang berbasis pada keragaman sumber daya bahan pangan, kelembagaan, dan budaya lokal.
- Meningkatkan penyediaan dan pemanfaatan sumber energi dan tenaga listrik yang relatif murah.
- Mengembangkan kebijakan pertanahan untuk meningkatkan pemanfaatan dan penggunaan tanah secara transparan dan produktif.
- Meningkatkan pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana publik, termasuk transportasi, telekomunikasi, energi, listrik, dan air bersih.
- Mengembangkan ketenagakerjaan secara menyeluruh dan terpadu.
- Meningkatkan kuantitas dan kualitas penempatan tenaga kerja ke luar negeri dengan memperhatikan kompetensi, perlindungan, dan pembelaan tenaga kerja.
- Meningkatkan penguasaan, pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama teknologi bangsa sendiri.
- Melakukan berbagai upaya terpadu untuk mempercepat proses pengentasan kemiskinan dan pengangguran.
- Mempercepat penyelamatan dan pemulihan ekonomi guna meningkatkan sektor riil terutama bagi pengusaha kecil, menengah, dan koperasi.
- Menyehatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dengan mengurangi defisit negara melalui peningkatan disiplin anggaran, pengurangan subsidi, dan pinjaman luar negeri secara bertahap.
- Mempercepat rekapitalisasi sektor perbankan dan restrukturisasi utang swasta.
- Melaksanakan restrukturisasi aset negara, terutama aset yang berasal dari likuidasi perbankan dan perusahaan.
- Melakukan negosiasi dan mempercepat restrukturisasi utang luar negeri bersama-sama dengan Dana Moneter Internasional, Bank Dunia, lembaga keuangan lainnya, dan negara donor.
- Melakukan secara proaktif negosiasi dan kerja sama ekonomi bilateral dan multilateral dalam rangka meningkatkan volume dan nilai ekspor.
- Menyehatkan Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah terutama yang usahanya berkaitan dengan kepentingan umum.
Beberapa arah kebijaksanaan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut di atas menunjukkan bahwa pembangunan dan pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan rangkaian upaya pembangunan dan pertumbuhan sektor ekonomi yang berkesinambungan dalam rangka meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia untuk keluar dari keterpurukan ekonomi.
Contoh Kasus
Pertumbuhan ekonomi disetiap negara pun berbeda beda tergantung dengan
pendapatan perkapita itu sendiri dan tergantung dengan pendapatan
penduduknya. Semakin tinggi pendapatan penduduknya maka akan semakin
tinggi pula pertumbuhan ekonomi di Negara tersebut dan sebaliknya dengan rendah
nya pendapatan penduduk itu sendiri maka akan berdampak pada rendahnya
pendapatan nasional pada Negara itu sendiri. Pertumbuhan ekonomi pada zaman
sekarang ini berdampak pada kehidupan penduduk suatu Negara. Semua berpengaruh
pada kesejahteraan rakyat banyak. Oleh karena itu Negara pun terus memajukan
pendapatan nasional mereka dengan menaikkan harga-harga kebutuhan pokok seperti
bahan bakar minyak (BBM) dengan menjadikan pendapatan nasional yang akan lebih
baik dan tingkat perekonomian kita pun semakin baik.
Referensi :
Djojohadikusumo, Sumitro. 1991. Perkembangan
Pemikiran Ekonomi. Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.
MPR RI. 1999. Tap. MPR RI Nomor IV/MPR/1999 tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara 1999 – 2004 . MPR RI, Jakarta.
MPR RI. 1999. Tap. MPR RI Nomor IV/MPR/1999 tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara 1999 – 2004 . MPR RI, Jakarta.
Safril, dkk. 2003. Ekonomi dan
Pembangunan. Bumi Aksara, Jakarta.
Copyright ©
WELCOME! | Powered by Blogger
Design by Flythemes | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com