Sunday, 27 March 2016
Tahap Depresi (depession), yaitu suatu periode
penurunan permintaan agregat yang cepat yang diikuti dengan rendahnya tingkat
output dan tingkat pengangguran yang tinggi yang secara bertahap mencapai dasar
yang paling rendah
Contoh :
Tingginya pengangguran
Indonesia pernah mencapai tingkat pengangguran 40% dari angkatan kerja
Tahap pemulihan atau Kebangkitan (recovery), yaitu peningkatan permintaan
agregat yang diikuti dengan peningkatan output dan penurunan tingkat
pengangguran
Contoh :
Membaiknya indikator
ekonomi Suku bunga turun, inflasi berhasil dikendalikan, gejolak buruh turun,
nilai mata uang mulai stabil
Tahap yang ketiga adalah masa Kemakmuran
(prosperity), yaitu permintaan agregat yang mencapai dan kemudian
melewati taraf output yang terus menerus (PDB potensial) pada saat puncak
siklus telah dicapai, dimana tingkat penggunaan tenaga kerja penuh dicapai dan
adanya kelebihan permintaan mengakibatkan naiknya tingkat harga-harga umum
(inflasi)
Contoh :
Peningkatan
permintaan untuk barang-barang impor & jasa
Pendapatan pajak pemerintah akan meningkat dengan cepat
Tahap keempat adalah masa Resesi (recession), dimana permintaan agregat menurun,
yang mengakibatkan penurunan yang kecil dari output dan tenaga kerja.
Contoh :
Resesi terburuk terjadi di tahun 1930-an. Kurang lebih
satu diantara 4 orang (atau hampir 25%) tidak mempunyai pekerjaan. Kesengsaraan
tidak hanya disebabkan oleh berkurangnya penghasilan, tetapi untuk beberapa
orang, juga oleh kehidupan dan keluarga yang porak-peranda.
Inflasi adalah suatu pola kenaikan harga yang
meluas ke mana-mana. Tingkat inflasi sama dengan tingkat perubahan indeks harga
seperti indeks harga konsumen (CPI). Dalam sejarah, tingkat inflasi yang
mendekati atau melebihi 10% dianggap inflasi yang serius.
Contoh :
Pergi ke toko dan mendapatkan kenaikan harga adalah
inflasi. Bagi beberapa negara penduduknya terbiasa dengan nilai inflasi yang
sangat tinggi: melebihi 100%, yang berarti harga akan menjadi dua kali lipat
dalam setahun.
Deflasi adalah pola penurunan harga yang meluas
ke mana-mana. Dalam sejarah, deflasi adalah hal yang kurang umum dibanding
dengan inflasi, tetapi hal yang lebih ditakuti dari deflasi adalah hilangnya
pendapatan dari sejumlah besar perusahaan yang dapat menyebabkan kebangkrutan
dan menurunnya aktivitas ekonomi (misalnya seperti yang terjadi pada periode
depresi besar di tahun 1930-an).
Contoh :
Periode-periode
deflasi adalah kejadian yang jarang ditemui di kebanyakan negara. Selama
periode depresi besar di tahun 1930-an, harga-harga memang menurun.
Konsekuensinya sangat menghancurkan: banyak perusahaan-perusahaan yang
menghentikan bisnisnya karena kekurangan pendapatan.
Devaluasi adalah kebijakan pemerintah menurunkan nilai mata uang
sendiri terhadap mata uang asing.
Contoh :
Utang Adi US$1 juta.
Apabila ia bayar utangnya sebelum 15 November 1978, ia harus membeli US$ dengan
kurs US$ 1 = Rp 400,00. jadi Adi harus herus mengeluarkan Rp 400 juta. Namun,
apabila ia harus membayar utangnya setelah 15 November 1978, Adi harus
mengeluarkan Rp 650 juta ini berarti, devaluasi mengakibatkan utang Adi
bertambah dalam nilai Rupiah sebesar Rp250 juta. “tambahan” utang ini
dapat mendorong Adi untuk menaikkan harga barang.
Revaluasi adalah kebijakan pemerintah menaikkan nilai mata uang
sendiri terhadap mata uang asing.
Contoh :
Pada bulan Januari 2004 US$1=
Rp8.500 Pada bulan Maret 2004, pemerintah mengambil kebijakan revaluasi
sehingga US$ 1 = Rp7.000.
Kebijakan Fiskal adalah langkah-langkah pemerintah untuk membuat
perubahan-perubahan dalam sistem pajak atau dalam perbelanjaannya dengan maksud
untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi yang dihadapi.
Contoh :
Kebijakan yang
menyangkut pembelian pemerintah atas barang dan jasa, dan Kebijakan yang
menyangkut perpajakan.
Pengeluaran
yang melebihi penerimaan (transaksi kredit < transaksi debet) disebut Defisit;
Contoh :
Suatu Negara
jika mengalami kelebihan impor dan kelebihan tersebut ditutup dengan menambah
pinjaman akomodatif dan mengurangi cadangan (stok) nasional maka Negara
tersebut sedang mengalami defisit
Penerimaan yang melebihi pengeluaran (transaksi kredit> transaksi debet) disebut Surpluss
Contoh :
Konsumen Baju impor
sekarang lebih suka membeli baju buatan dalam negeri, sehingga permintaan terhadap
baju produksi dalam negeri meningkat. Kenaikan permintaan ini menyebabkan para
produsen baju dalam negeri meningkatkan hasil produksinya.
Copyright ©
WELCOME! | Powered by Blogger
Design by Flythemes | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com
0 komentar:
Post a Comment